Persekutuan 19 September 2013 "Your Tunes are Good, But Just How Good ?"
Persekutuan dengan tema "Your tunes are good, but just how good ?" dibawakan oleh Tobias Gunawan sebagai pembicara.
Dibuka dengan video “I kissed a girl and I like it” penulis sebenernya agak bingung persekutuannya kira-kira mau ngomongin tentang apa. Oh ternyata pada kesempatan kali ini kita mau melihat nilai-nilai dari musik sekuler di zaman sekarang. Ditambah lagi dengan beberapa video seperti salah satunya Justin Bieber feat Nicki Minaj, pemuda yang ikut persekutuan disadarkan bahwa ada nilai tertentu dalam lagu-lagu sekuler di masa ini. Nilai-nilai tersebut antara lain Egoisme, Sex, dan Party. Lirik yang terlalu berpusat pada diri sendiri,tidak peduli pada liku kehidupan ditunjukkan dalam banyak lagu-lagu kaum muda saat ini. Kalau kita perhatiin lagu-lagu sekarang banyak lagu yang memiliki party part di bagian tengahnya. Dari berbagai nilai yang udah dipaparkan diatas, bisa kita lihat bahwa gaya hidup yang lebih ditonjolkan ataupun ditawarkan oleh artis yang seharusnya bisa jadi panutan adalah hidup yang sangat duniawi yang penuh dengan hura-hura. Tidak hanya itu dalam persekutuan hari itu, Bella (sang ibu majelis muda yang baru berulang tahun tanggal 22 September) menambahkan bahwa ada Hedonisme di dalam beberapa lagu zaman sekarang.
Dalam persekutan jemaat yang hadir juga membandingkan antara musik zaman sekarang dengan musik zaman dulu. Perbandingan yang dilakukan membawa kita hingga pada titik sadar bahwa musik dulu memang tidak sevulgar musik sekarang yang cenderung mengajak masyarakat khususnya kaum muda untuk hidup foya-foya dan terlalu bebas. Lagu-lagu zaman dulu menawarkan lirik-lirik puitis yang menyentuh hati serta nada-nada yang lebih sulit jika dibandingkan dengan lagu sekarang yang jauh lebih sederhana dan mudah diingat. Waktu dulu juga ada lagu yang bahkan pas di play mundur isinya tentang pemujaan setan (penulis lupa judul lagunya). Kalau kita membandingkan gaya hidup dulu dengan sekarang, pesta pora dan hal-hal sejenis lainnya juga dulu udah ada. Namun yang ingin ditekankan dalam diskusi sore itu adalah bahwa lagu sekuler muda zaman sekarang (kebanyakan lagu asal AS) menawarkan gaya hidup serta nilai yang sangat duniawi secara lebih terbuka dan terang-terangan (liat aja video clipnya). Lagu-lagu seperti ini jika masuk ke dalam pikiran serta hati para pendengarnya tentu juga akan dapat mempengaruhi pola perilaku hidupnya.
Lagu-lagu yang udah disebutkan diatas belum bisa dibilang bahaya kalau nggak ada yang suka dan hafal lagunya. Tapi masalahnya adalah banyak banget yang tahu dan hafal lagunya. Kok bisa ya? Om Toby bilang lagu-lagu macam ini memang udah diaransemen untuk mudah diingat oleh para pendengarnya. Selain emang yang bawain lagunya adalah penyanyi terkenal, faktor kaya beat lagu dan suku kata yang diulang-ulang juga sangat mendukung lagu itu jadi lagu terkenal.
Dari persekutuan kali ini, kita bisa lebih berhati-hati dengan lagu-lagu yang kita denger di radio, TV, dan lain-lain. Bukan berarti kita ga boleh denger lagu sekuler, tapi ada baiknya kita menyaring apa yang kita denger supaya kita bisa memilih mana yang memang bisa dimasukin ke hati dan pikiran dan mana yang tidak. Sama seperti kita membedakan mana yang akan kita keluarkan dari pikiran kita lewat mulut dan tindakan kita.
Berikut ini foto-fotonya
Klik gambar untuk memperbesar
Dibuka dengan video “I kissed a girl and I like it” penulis sebenernya agak bingung persekutuannya kira-kira mau ngomongin tentang apa. Oh ternyata pada kesempatan kali ini kita mau melihat nilai-nilai dari musik sekuler di zaman sekarang. Ditambah lagi dengan beberapa video seperti salah satunya Justin Bieber feat Nicki Minaj, pemuda yang ikut persekutuan disadarkan bahwa ada nilai tertentu dalam lagu-lagu sekuler di masa ini. Nilai-nilai tersebut antara lain Egoisme, Sex, dan Party. Lirik yang terlalu berpusat pada diri sendiri,tidak peduli pada liku kehidupan ditunjukkan dalam banyak lagu-lagu kaum muda saat ini. Kalau kita perhatiin lagu-lagu sekarang banyak lagu yang memiliki party part di bagian tengahnya. Dari berbagai nilai yang udah dipaparkan diatas, bisa kita lihat bahwa gaya hidup yang lebih ditonjolkan ataupun ditawarkan oleh artis yang seharusnya bisa jadi panutan adalah hidup yang sangat duniawi yang penuh dengan hura-hura. Tidak hanya itu dalam persekutuan hari itu, Bella (sang ibu majelis muda yang baru berulang tahun tanggal 22 September) menambahkan bahwa ada Hedonisme di dalam beberapa lagu zaman sekarang.
Dalam persekutan jemaat yang hadir juga membandingkan antara musik zaman sekarang dengan musik zaman dulu. Perbandingan yang dilakukan membawa kita hingga pada titik sadar bahwa musik dulu memang tidak sevulgar musik sekarang yang cenderung mengajak masyarakat khususnya kaum muda untuk hidup foya-foya dan terlalu bebas. Lagu-lagu zaman dulu menawarkan lirik-lirik puitis yang menyentuh hati serta nada-nada yang lebih sulit jika dibandingkan dengan lagu sekarang yang jauh lebih sederhana dan mudah diingat. Waktu dulu juga ada lagu yang bahkan pas di play mundur isinya tentang pemujaan setan (penulis lupa judul lagunya). Kalau kita membandingkan gaya hidup dulu dengan sekarang, pesta pora dan hal-hal sejenis lainnya juga dulu udah ada. Namun yang ingin ditekankan dalam diskusi sore itu adalah bahwa lagu sekuler muda zaman sekarang (kebanyakan lagu asal AS) menawarkan gaya hidup serta nilai yang sangat duniawi secara lebih terbuka dan terang-terangan (liat aja video clipnya). Lagu-lagu seperti ini jika masuk ke dalam pikiran serta hati para pendengarnya tentu juga akan dapat mempengaruhi pola perilaku hidupnya.
Lagu-lagu yang udah disebutkan diatas belum bisa dibilang bahaya kalau nggak ada yang suka dan hafal lagunya. Tapi masalahnya adalah banyak banget yang tahu dan hafal lagunya. Kok bisa ya? Om Toby bilang lagu-lagu macam ini memang udah diaransemen untuk mudah diingat oleh para pendengarnya. Selain emang yang bawain lagunya adalah penyanyi terkenal, faktor kaya beat lagu dan suku kata yang diulang-ulang juga sangat mendukung lagu itu jadi lagu terkenal.
Dari persekutuan kali ini, kita bisa lebih berhati-hati dengan lagu-lagu yang kita denger di radio, TV, dan lain-lain. Bukan berarti kita ga boleh denger lagu sekuler, tapi ada baiknya kita menyaring apa yang kita denger supaya kita bisa memilih mana yang memang bisa dimasukin ke hati dan pikiran dan mana yang tidak. Sama seperti kita membedakan mana yang akan kita keluarkan dari pikiran kita lewat mulut dan tindakan kita.
Berikut ini foto-fotonya
Klik gambar untuk memperbesar
Inggrid